Kedudukan Saksi Verbalisan Akibat Pencabutan Keterangan Terdakwa Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Persidangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimanakah kedudukan saksi Verbalisan akibat dicabutnya keterangan terdakwa di dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di Persidangan dan Sejauh manakah implikasi dari akibat pencabutan keterangan terdakwa di dalam BAP dapat mempengaruhi pertimbangan hakim dalam memutus perkara pidana. Merupakan penelitian hukum normative dengan pendekatan Perundang-undangan dan Pendekatan Konseptual. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa saksi Penyidik yang keterangannya dijadikan alat bukti persidangan bukan semata-mata hanya untuk mengkonfrontir pernyataan terdakwa yang menyangkal atau mencabut BAP, melainkan juga salah satu elemen bagi Hakim dalam membentuk suatu keyakinan atas penilaian pembuktian kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa, sehingga kesaksian yang diberikan oleh seorang saksi verbalisan yang merupakan seorang Penyidik yang telah diangkat sumpah dan dinyatakan di dalam persidangan memiliki kekuatan hukum mengikat sebagai alat bukti. Pencabutan keterangan terdakwa tidak dapat dijadikan satu-satunya alasan bagi hakim untuk menentukan seorang terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan atau tidak, karena masih ada alat bukti lain berupa keterangan saksi, bukti surat, keterangan ahli yang ketika diperiksa, mengarah pada terdakwa. Oleh karena itu implikasi dicabutnya keterangan terdakwa di dalam BAP hanya berpengaruh terhadap putusan Hakim selama ada kesesuaian dengan alat-alat bukti lain.